Minggu, 15 Mei 2011

dampak krisis timur tengah dan afrika utara terhadap indonesia

Dampak krisis timur tengah dan afrika utara terhadap indonesia

Revolusi yang melanda Negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini telah memberikan guncangan pada pasar investasi global (23/02). Kondisi revolusi yang diiringi kekerasan dan korban jiwa ini bisa berdampak terhadap ekonomi dunia, termasuk indonesia.
Dalam konteks dampak terhadap Indonesia, mungkin dalam jangka pendek gejolak politik di Timur Tengah dan Afrika Utara tidak akan berdampak secara langsung terhadap nilai perdagangan Indonesia. Dari segi keterkaitan pasar yang berdampak langsung ke perdagangan, negara kita tidak akan terpengaruh dengan apa yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Alasannya rasional yaitu, hubungan dagang langsung antara Indonesia dengan Timur Tengah dan Afrika Utara memang sangat kecil. Sejauh ini, pasar ekspor Indonesia lebih banyak mengarah ke kawasan Asia daripada kawasan Timur Tengah.

Akan tetapi gejolak di Timur Tengah dan Afrika Utara mampu mendorong harga komoditas di pasar global, terutama pangan dan energi. Artinya, krisis Timur Tengah dan Afrika Utara meningkatkan risiko dan premi risiko untuk lalu lintas perdagangan barang global, termasuk negara Indonesia. Tidak hanya itu, krisis politik di Timur Tengah dan Afrika Utara juga bisa menyebabkan meningkatnya biaya freight dan asuransi kapal. Kenyataan ini jelas mempengaruhi pasar keuangan dunia, termasuk di Asia, sehingga ketidakpastian pasar di negara-negara Asia termasuk Indonesia akan naik.

Di samping potensi kenaikan harga pangan dan minyak mentah dalam jangka pendek, revolusi Timur Tengah dan Afrika Utara akan mengganggu stabilitas pasar keuangan, khususnya aset-aset keuangan dan properti yang berdenominasi Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dengan demikian pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang terkait dengan penanggulangan dan minimalisasi dampak dari krisis di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bentuk konkretnya adalah, pemerintah harus segera menaikkan posisi cadangan pangan dalam negeri dengan cara mengintensifkan peningkatan produksi pangan.

Selain itu, untuk mengantisipasi dampak krisis politik di Mesir terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah Indonesia harus mengamankan sektor ekspor. Caranya adalah, Indonesia harus melakukan diversifikasi ke pasar Amerika dan Eropa. Selama ini Indonesia lebih menekankan diversifikasi ke pasar Asia, namun tidak menggalakkan ke pasar Amerika dan Eropa. Diversifikasi pasar adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi resesi di Timur Tengah akibat krisis politik di Mesir. Krisis ini bisa menurunkan pertumbuhan negara-negara di Asia karena resesi di negara-negara maju di Timur Tengah.

(Bahasa Indonesia 2 Softskill)

Tidak ada komentar: